BAB III - METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
Waktu dan Lokasi
Penelitian dilaksanakan dari bulan September 2020 sampai November 2020 dengan rincian pada Tabel 1. Lokasi pengambilan data di SMA Virgo Fidelis, Jalan Palagan No. 59 Bawen Kabupaten Semarang.
Tabel Jadwal penelitian
No |
Kegiatan |
Bulan |
||
September |
Oktober |
November |
||
1 |
Persiapan kegiatan penelitian |
√ |
|
|
2 |
Analisis Kebutuhan |
|
√ |
|
3 |
Seminar Pra Penelitian |
|
√ |
|
4 |
Kegiatan Penelitian |
|
√ |
√ |
5 |
Analisa data |
|
|
√ |
6 |
Penyusunan laporan akhir |
|
|
√ |
Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI IPA SMA Virgo Fidelis Bawen tahun pelajaran 2020/2021 yang terdiri dari 21 peserta didik.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) maka prosedur penelitian ini sesuai dengan prosedur penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam suatu proses berdaur/bersiklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Hal ini sesuai dengan pendapat Kemmis S. dan M.C. Taggrat (dalam Karniti 2002) yang menyatakan bahwa PTK adalah siklus refleksi diri yang berbentuk spiral dalam rangka melakukan proses perbaikan terhadap kondisi yang ada mencarikan solusi dalam memecahkan masalah yang dihadapi dan dalam rangka menemukan cara-cara baru yang lebih baik dan lebih efektif untuk mencapai hasil yang lebih optimal.
Prosedur pelaksanaan perbaikan pembelajaran dapat diilustrasikan pada diagram berikut.
Gambar Alur siklus penelitian |
Berdasarkan diagram di atas, penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari 2 (dua) siklus, setiap siklus terdiri dari satu kali pertemuan dengan 4 (empat) fase, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan dan refleksi terhadap tindakan yang telah dilakukan pada setiap siklus. Namun demikian, keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan penelitian pada akhir siklus tertentu sepenuhnya bergantung pada hasil yang dicapai pada siklus terakhir. Bila hasil yang dicapai telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan, maka penelitian dihentikan dan apabila belum mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan, maka penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya.
Deskripsi Kegiatan Tiap Siklus
Siklus I
Perencanaan
Pada tahapan perencanaan siklus I peneliti melakukan hal-hal berikut :
- Membentuk kelompok diskusi dan observasi dengan anggota masing-masing kelompok 4-5 peserta didik
- Menyusun perangkat pembelajaran mulai dari RPP, bahan ajar, media pembelajaran, LKPD, dan alat evaluasi yang menerapkan blended learning dengan kegiatan virtual synchronous learning dan collaborative asynchronous learning.
- Mempersiapkan LMS Google Classroom dan mengunggah materi pembelajaran ke dalam LMS tersebut.
- Menyusun instrumen pengumpulan data penelitian seperti : lembar observasi aktivitas peserta didik, lembar observasi keterlaksanaan sintaks pembelajaran, lembar angket peserta didik.
Pelaksanaan
Pada tahapan pelaksanaan siklus I peneliti melakukan hal-hal berikut :
- Guru peneliti mengkondisikan peserta didik secara asynchronous melalui LMS Google Classroom sebelum pembelajaran dimulai.
- Guru peneliti melaksanakan pembelajaran yang telah dirancang sesuai RPP yang terlampir, dengan garis besar kegiatan sebagai berikut.
- Melakukan proses perekaman proses pembelajaran sebagai bahan dokumentasi dan diskusi.
Tabel Kegiatan pembelajaran blended learning Siklus I
No |
Kegiatan |
Jenis Kegiatan |
Platform |
1 |
Pembuka |
Synchronous |
Zoom |
2 |
Inti |
Synchronous |
Zoom |
|
a. Stimulasi |
Synchronous |
Zoom |
|
b. Identifikasi Masalah |
Synchronous |
Zoom |
|
c. Pengumpulan data |
Asynchronous |
Classroom, Whatsapp |
|
d. Pengolahan data |
Asynchronous |
Classroom, Whatsapp |
|
e. Verifikasi data |
Synchronous |
Zoom |
|
f. Aplikasi |
Asynchronous |
Classroom, Whatsapp |
3 |
Penutup |
Asynchronous |
Classroom, Whatsapp |
Pengamatan dan Refleksi
Pada tahapan pengamatan siklus I peneliti melakukan hal-hal berikut :
- Guru peneliti dan guru observer melaksanakan observasi jalannya proses pembelajaran.
- Guru peneliti dan guru observer melakukan diskusi setiap akhir pertemuan.
- Guru peneliti menyusun refleksi berdasarkan diskusi hal-hal yang ditemukan dalam proses pembelajaran. Refleksi akan digunakan sebagai dasar pelaksanaan siklus II
Siklus II
Pada prinsipnya langkah-langkah sama seperti pada siklus I, namun pelaksanaan pembelajarannya memperbaiki dari kelemahan yang ditemukan selama siklus I.
Perencanaan
- Pada tahapan perencanaan siklus II peneliti melakukan hal-hal berikut :
- Menyusun perangkat pembelajaran berdasarkan hasil refleksi siklus I
- Mempersiapkan LMS Google Classroom dan mengunggah materi pembelajaran ke dalam LMS tersebut.
Pelaksanaan
Pada tahapan pelaksanaan siklus II peneliti melakukan hal-hal berikut :
- Guru peneliti mengkondisikan peserta didik secara asynchronous melalui LMS Google Classroom sebelum pembelajaran dimulai.
- Guru peneliti melaksanakan pembelajaran yang telah dirancang sesuai RPP yang terlampir, dengan garis besar kegiatan sebagai berikut.
- Melakukan proses perekaman proses pembelajaran sebagai bahan dokumentasi dan diskusi.
Tabel Kegiatan pembelajaran blended learning Siklus II
No |
Kegiatan |
Jenis Kegiatan |
Platform |
1 |
Pembuka |
Synchronous |
Zoom |
2 |
Inti |
Synchronous |
Zoom |
|
a. Stimulasi |
Synchronous |
Zoom |
|
b. Identifikasi Masalah |
Synchronous |
Zoom |
|
c. Pengumpulan data |
Asynchronous |
Classroom, Whatsapp |
|
d. Pengolahan data |
Asynchronous |
Classroom, Whatsapp |
|
e. Verifikasi data |
Synchronous |
Zoom |
|
f. Aplikasi |
Asynchronous |
Classroom, Whatsapp |
3 |
Penutup |
Asynchronous |
Classroom, Whatsapp |
Pengamatan dan Refleksi
Pada tahapan pengamatan siklus II peneliti melakukan hal-hal berikut :
- Guru peneliti dan guru observer melaksanakan observasi jalannya proses pembelajaran.
- Guru peneliti dan guru observer melakukan diskusi setiap akhir pertemuan.
- Guru peneliti menyusun refleksi berdasarkan diskusi hal-hal yang ditemukan dalam proses pembelajaran. Refleksi akan digunakan sebagai dasar pelaksanaan siklus III. Siklus dapat dihentikan jika tujuan dari penelitian tindakan kelas telah tercapai.
Analisis Data
Pengolahan dan analisis data dilakukan selama pelaksanaan penelitian secara terus menerus dari awal hingga akhir pelaksanaan tindakan. Oleh karena itu, data yang diperoleh baik dari hasil tes maupun non-tes perlu diolah dan dianalisis agar data tersebut menjadi bermakna. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis data secara kualitatif dan kuantitatif.
Analisis kualitatif
Data atau informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan, dianalisis secara kualitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan cara mendeskripsikan hasil pengamatan selama proses pembelajaran dengan menggunakan strategi Blended Learning Tipe Flipped Classroom.
Analisis kuantitatif
Selain dianalisis dengan cara kualitatif, data hasil pengamatan juga dianalisis secara kuantitatif. Analisis kuantitatif merupakan analisis menggunakan rumus.
Analisis Hasil Belajar
Dalam penelitian ini, data peningkatan hasil belajar peserta didik yang meliputi : (1) hasil tes tertulis untuk mengukur kemampuan peserta didik pada ranah kognitif; (2) hasil observasi untuk mengukur ranah afektif; (3) hasil penilaian praktikum, diskusi, dan tugas mandiri untuk mengukur ranah psikomotorik.
Berikut adalah teknik perhitungan nilai hasil belajar peserta didik pada ranah kognitif,afektif, dan psikomotorik (Zalukhu, 2016).
Setiap peserta didik akan dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai ≥ 70 berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) di SMA Virgo Fidelis
Untuk mengetahui skor rata-rata kelas digunakan rumus sebagai berikut:
Ketuntasan klasikal dikatakan telah tercapai apabila peserta didik melampaui Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan target ideal 70 % dari jumlah peserta didik dalam kelas. Untuk mengetahui ketuntasan secara klasikal menggunakan rumus sebagai berikut:
Selain dilakukannya perhitungan di atas, dalam penelitian ini juga dilakukan perhitungan Normalized Gain (Gain ternormalisasi). Gain ternormalisasi sendiri merupakan peningkatan kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah pembelajaran. Gain ternormalisasi diperoleh dari selisih antara hasil pretes dan post test. Dikarenakan dalam penelitian ini hanya berupa hasil postes, maka perhitungan gain dilakukan dengan menghitung selisih rata-rata kelas postes siklus I dan siklus II. Gain ternormalisasi adalah gain yang ternormalisasi. Perhitungan Gain ternormalisasi ini dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam menginterpretasikan perolehan gain dari seorang peserta didik. Selain itu, ini dilakukan untuk membandingkan hasil belajar kognitif peserta didik pada siklus I dan siklus II. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung Gain ternormalisasi menurut Archambault (2008).
Hasil skor gain ternormalisasi tersebut kemudian dikategorikan menurut tiga kategori di bawah ini:
Tabel Kriteria Gain Ternormalisasi menurut Hake (1999)
Batasan |
Klasifikasi |
Gain ternormalisasi > 0,7 |
Tinggi |
0,3 ≤ Gain ternormalisasi ≤ 0,7 |
Sedang |
Gain ternormalisasi < 0,3 |
Rendah |
Analisis Lembar Observasi Afektif
Observasi dilakukan untuk melihat keterlaksanaan sintaks pembelajaran dengan model Discovery Learning. Setiap observer menilai kelompok yang sama untuk setiap siklus. Berikut adalah cara untuk menghitung hasil observasi (Efiskoputra, 2017).
Persen keterlaksanaan pembelajaran yang diperoleh selanjutnya diubah menjadi data kualitatif dengan menggunakan kriteria dari Widoyoko (2009)
Tabel Kriteria hasil presentase observasi keterlaksanaan sintaks
Presentase yang diperoleh |
Keterangan |
80≤ X≤ 100 |
Sangat Baik |
60≤ X≤ 80 |
Baik |
40≤ X≤ 60 |
Cukup |
20≤ X≤ 40 |
Kurang |
0≤ X≤ 20 |
Sangat Kurang |
Indikator Keberhasilan
Penelitian dapat dikatakan berhasil jika memenuhi indikator kerbehasil. Indikator tersebut tercantum pada tabel berikut ini.
Tabel Indikator keberhasilan
Indikator |
Instrumen |
Indikator Ketercapaian |
Hasil belajar peserta didik ranah kognitif |
Post test siklus I dan Post test siklus II |
Peserta didik mencapai nilai kriteria ketuntasan belajar ≥ 70 dengan presentase sebesar 70% peserta didik mencapai KKM |
Hasil belajar peserta didik ranah afektif |
Lembar Observasi Peserta didik |
Sikap peserta didik selama mengikuti proses belajar mengajar mencapai 70% yang termasuk dalam kategori tinggi |
Hasil belajar peserta didik ranah afektif |
Lembar Observasi Peserta didik |
Keterampilan peserta didik selama mengikuti proses belajar mengajar mencapai 70% yang termasuk dalam kategori tinggi |