Sedikit mengenal Kurikulum Baru
Beberapa minggu kebelakang ini, publik sedikit diramaikan dengan munculnya kurikulum baru yang saat ini sedang diujicobakan di 2.500 Sekolah Penggerak.Terdapat banyak perubahan yang cukup signifikan diantaranya penguatan Profil Pelajar Pancasila, munculnya komponen Capaian Pembelajaran, pembelajaran yang berbasis proyek, dan yang paling menghebohkan meniadakan sistem penjurusan/peminatan di tingkat SMA.
Saya tidak akan membahas secara menyeluruh mengenai Kurikulum Paradigma Baru ini, karena sudah banyak sekali informasi yang beredar di internet. Ada satu hal menarik yang akan saya bahas yaitu mengenai sistem peminatan. Kalau pada Kurikulum Nasional 2013 saat ini, penjurusan/peminatan dilaksanakan pada level program atau paket mata pelajaran. Sedangkan pada kurikulum baru peminatan berada pada level mata pelajaran yang berarti peserta didik dapat mengkombinasikan mata pelajaran yang sesuai dengan minat dan tujuan cita-cita mereka.
Peminatan pada level mata pelajaran ini cukup seru dibahas di media sosial terutama dikalangan pelajar. Banyak yang berceloteh asyik dapat menghindari mata pelajaran tertentu yang menjadi momok bagi mereka. Ini menjadi kedambaan bagi para peserta didik tertentu, seperti seorang pelajar ingin masuk program MIPA tapi tidak berminat dengan fisika karena bercita-cita menjadi dokter.
Alasan mengapa peminatan tingkat mata pelajaran itu bagus
Secara pribadi, saya juga mendukung penuh program peminatan pada tingkat mata pelajaran ini. Mengapa? Berikut tiga alasan saya.
- Pertama, menurut pengamatan saya beberapa peserta didik meskipun sama-sama ingin masuk program MIPA namun memiliki minat pada bidang yang berbeda, seperti ada pelajar yang unggul dalam berhitung tapi kesulitan dalam memahami teori-teori evolusi atau sebaliknya.
- Kedua, mengurangi tekanan yang diberikan orang tua siswa. Seringkali ditemukan, saat seorang pelajar ditanya mengapa minat masuk program MIPA jawabannya adalah disuruh orang tua. Sehingga pada akhirnya mereka tidak nyaman dalam proses belajar. Ini menjadi sebuah jalan tengah dimana para peserta didik dapat mengkombinasikan mata pelajaran yang sesuai. Contoh orang tua ingin anak menjadi bidan namun anak ingin menjadi pengusaha, maka anak tersebut dapat mengambil mata pelajaran biologi yang dikombinasikan dengan ekonomi. Sehingga nanti ketika bekerja bekal dari mata pelajaran ekonomi dapat digunakan mengembangkan usaha di bidang kesehatan.
- Ketiga, para pelajar dapat memilih ilmu yang akan di dalami secara fokus. Seperti poin kedua, seorang pelajar bercita-cita menjadi paleontolog atau ahli fosil, untuk apa diharus belajar ekonomi? Dalam kurikulum sekarang pelajar tersebut sedikit dirugikan menurut saya, karena jika dia ingin menjadi paleontolog maka dia setidaknya harus belajar biologi, geografi, dan sejarah.
Kombinasi pilihan mata pelajaran Kurikulum Baru 2022 sesuai dengan cita-cita
Maka dari itu saya akan mencoba mengkombinasikan beberapa mata pelajaran agar sesuai dengan cita-cita atau jurusan perkuliahan.
Bidang Kesehatan
Bidang Teknik
Bidang Energi dan Pertambangan
Bidang Hortikultura
Bidang Teknologi
Bidang Ekonomi dan Perbankan
Bidang Keagamaan, Politik, Hukum, Kemasyarakatan
Bidang Sejarah
Bidang Pendidikan
Akhir Kata
Itulah beberapa kombinasi mata pelajaran yang dapat dipilih oleh para siswa atau peserta didik jika hasil evaluasi Kurikulum Paradigma Baru 2022 yang akan dilaksanakan pada tahun 2024 menyatakan kurikulum baru ini harus diterapkan di seluruh sekolah Indonesia. Karena seperti kita ketahui pada tahun 2022 sampai 2024, pelaksanaan kurikulum baru masih terbatas dan dapat dikatakan uji coba. Jika ada saran dan masukan marilah kita berdiskusi di kolom komentar.
Oh iya sebelum diakhiri ada catatan khusus. Jikalau memang pada akhirnya pada tahun 2024 nantinya seluruh sekolah harus menggunakan kurikulum ini diharapkan pemerintah konsisten menangani dampak-dampak yang mungkin terjadi seperti guru yang kelebihan jam mengajar atau malah kekurangan jam mengajar. Selain itu adanya kesinambungan dan konsistensi dalam proses penerimaan mahasiswa baru dengan peminatan tingkat mata pelajaran sehingga nantinya para pelajar tidak dirugikan. Contohnya universitas sudah mencantumkan secara resmi mata pelajaran yang diperhitungkan untuk masuk jurusan tertentu, seperti Fakultas Kedokteran mewajibkan Biologi saja, sehingga para pelajar dapat mempersiapkan pilihan mata pelajaran.
Pada akhirnya saya merasa semua ini untuk kemajuan pendidikan di Indonesia. Tetap semangat dalam gelombang perubahan! Salam!